Awas ! Tanpa disadari, kita bisa terkena penyakit mata rabun dekat. Apa maknanya. Jelas-jelas di depan mata ada pasar yang sangat potensial, namun tidak kita lihat. Sering kita abaikan. Sering kita biarkan berlalu begitu saja. Dan kita tergoda untuk mencari yang baru. Bukankah demikian ?
Wirausahawan budiman, kita semua tahu promosi yang efektif dan efisien adalah mouse to mouse. Istilah jawanya gethok tular. Artinya bila pelanggan puas terhadap pelayanan dan produk kita, maka tanpa kita bayar, dengan suka rela mereka bersedia menjadi marketer yang handal. Luar biasa bukan. Tanpa kita minta mereka mempromosikan produk kita kepada setiap orang yang ditemui.
Namun apa yang terjadi. Mengapa yang sudah kita ketahui, belum tentu kita mau melaksanakan. Saya sering mengamati dan melihat, bahkan terkadang terlibat didalamnya. Lembaga pendidikan, setiap tahun selalu gencar dan bergairah mencari mahasiswa baru yang sebanyak-banyaknya. Berbagai event diikuti. Mulai dari road show ke sekolah, expo pendidikan diberbagai kota. Pasang spanduk dan baliho diberbagai sudut kota. Promo lewat media koran, majalah, radio dan tv.
Apa hasilnya ? Perolehan mahasiswa baru tetap saja belum maksimal. Tim promosi akhirnya menjadi kambing hitam. Tim promosi diminta membuat evaluasi. Lagi-lagi hasilnya sama. Promo yang efektif adalah gethok tular. Anehnya belum ada kesungguhan untuk melaksanakan rekomendasi itu. Belum ada keberanian total melakukan perubahan mendasar. Apa indikasinya ? Keluhan para mahasiswa sering tidak segera ditindak lanjuti. Dosen yang sering mangkir. Layanan karyawan yang judes. Fasilitas yang tidak memadai. Selalu saja lamban penanganannya.
Alasannya ada-ada saja. Intinya tidak ada keberanian mengambil sikap. Dilematis. Karyawan memang banyak, namun yang memiliki ketrampilan bisa dihitung dengan jari. Mau dikerasi dan diganti tidak tega. Lho, kenapa ? Karena sadar belum mampu memberikan imbalan yang layak. Namun ironisnya, lembaga yang sering mengeluhkan dana ini, sering kali justru mampu mendanai program yang lain. Aneh bukan ?
Wirausahawan budiman, kisah di atas bisa saja juga terjadi pada bisnis anda. Bukankah kita selalu bersemangat promosi ke luar, namun terkadang lupa melakukan pembenahan ke dalam. Padahal idealnya aspek internal seharusnya diprioritaskan dibenahi dulu sebelum ke luar. Tahukah anda, berdasarkan survai bahwa biaya menarik pelanggan baru lima kali lipat dibandingkan mempertahankan pelanggan yang lama.
Secara guyon sering saya lontarkan saat pelatihan Pemasaran, " Benarkan pak mencari yang baru biayanya lebih mahal, bisa sepuluh kali lipat ...? Makanya jangan lupakan yang lama ketika dapat yang baru. Sebaiknya pertahankan yang lama dan sayangi yang baru... ", bapak-bapak pun hanya senyam-senyum, sedangkan ibu-ibu manyun.
Wirausahawan budiman, kita semua tahu promosi yang efektif dan efisien adalah mouse to mouse. Istilah jawanya gethok tular. Artinya bila pelanggan puas terhadap pelayanan dan produk kita, maka tanpa kita bayar, dengan suka rela mereka bersedia menjadi marketer yang handal. Luar biasa bukan. Tanpa kita minta mereka mempromosikan produk kita kepada setiap orang yang ditemui.
Namun apa yang terjadi. Mengapa yang sudah kita ketahui, belum tentu kita mau melaksanakan. Saya sering mengamati dan melihat, bahkan terkadang terlibat didalamnya. Lembaga pendidikan, setiap tahun selalu gencar dan bergairah mencari mahasiswa baru yang sebanyak-banyaknya. Berbagai event diikuti. Mulai dari road show ke sekolah, expo pendidikan diberbagai kota. Pasang spanduk dan baliho diberbagai sudut kota. Promo lewat media koran, majalah, radio dan tv.
Apa hasilnya ? Perolehan mahasiswa baru tetap saja belum maksimal. Tim promosi akhirnya menjadi kambing hitam. Tim promosi diminta membuat evaluasi. Lagi-lagi hasilnya sama. Promo yang efektif adalah gethok tular. Anehnya belum ada kesungguhan untuk melaksanakan rekomendasi itu. Belum ada keberanian total melakukan perubahan mendasar. Apa indikasinya ? Keluhan para mahasiswa sering tidak segera ditindak lanjuti. Dosen yang sering mangkir. Layanan karyawan yang judes. Fasilitas yang tidak memadai. Selalu saja lamban penanganannya.
Alasannya ada-ada saja. Intinya tidak ada keberanian mengambil sikap. Dilematis. Karyawan memang banyak, namun yang memiliki ketrampilan bisa dihitung dengan jari. Mau dikerasi dan diganti tidak tega. Lho, kenapa ? Karena sadar belum mampu memberikan imbalan yang layak. Namun ironisnya, lembaga yang sering mengeluhkan dana ini, sering kali justru mampu mendanai program yang lain. Aneh bukan ?
Wirausahawan budiman, kisah di atas bisa saja juga terjadi pada bisnis anda. Bukankah kita selalu bersemangat promosi ke luar, namun terkadang lupa melakukan pembenahan ke dalam. Padahal idealnya aspek internal seharusnya diprioritaskan dibenahi dulu sebelum ke luar. Tahukah anda, berdasarkan survai bahwa biaya menarik pelanggan baru lima kali lipat dibandingkan mempertahankan pelanggan yang lama.
Secara guyon sering saya lontarkan saat pelatihan Pemasaran, " Benarkan pak mencari yang baru biayanya lebih mahal, bisa sepuluh kali lipat ...? Makanya jangan lupakan yang lama ketika dapat yang baru. Sebaiknya pertahankan yang lama dan sayangi yang baru... ", bapak-bapak pun hanya senyam-senyum, sedangkan ibu-ibu manyun.
0 komentar:
Posting Komentar