Mahasiswa bimbingan saya ini memang nekat luar biasa. Di siang bolong, tanpa memiliki perasaan takut sama sekali, dengan terang-terangan menawarkan terasi SABU, ke sekolah-sekolah. Namun baru seminggu, dia tidak nonggol lagi.
Kenapa? Apakah ditangkap pak polisi ? Tidak. Bisnis terasi sabu ini sengaja tidak dilanjutkan, karena tidak laku.
Kisah ini saya ceritakan saat mengawali pelatihan PEMASARAN KREATIF UNTUK UKM. Belum sempat saya lanjutkan peserta sudah tidak sabaran, " Pak, apa itu terasi sabu ? Apa sejenis sabu-sabu. Kok, saya baru dengar sekarang "
Lumrah bila peserta pelatihan banyak penasaran. Bukankah anda juga demikian ? Wirausahawan yang budiman. Terasi sabu itu, bukan sejenis narkoba. Tapi singkatan dari " telur asin rasa buah ". Idenya hebat bukan ? Namun produk itu gagal di pasar. Kenapa ? Gara-gara terlalu bersemangat melempar ke pasar. Akhirnya lahir prematuer.
Saat konsultasi pembuatan proposal, saya tanya, kenapa membuat terasi sabu ? Dia menjelaskan, anak kecil dilingkungannya banyak yang tidak suka makan telur. Kenapa ? Karena bau amis. Padahal telur sangat bagus untuk meningkatkan kecerdasan anak. Agar anak-anak suka dengan telur, maka telur harus dibuat menarik. Dibuat warna-warni seperti warna buah, misalnya strowbery, jeruk, apel dan seterusnya.
Ide yang sangat brilian. Tidak mengherankan bila proposal ini lolos seleksi di DIKTI dan mendapat dana sekitar enam juta rupiah. Namun usaha ini kandas di tengah jalan, karena belum bisa menemukan formula yang tepat, untuk membuat telur asin rasa buah yang betul-betul menyatu dan tahan lama. Trus, ambil jalan pintas, telur asin disuntik dengan cairan yang beraroma rasa buah.
Sering kita dengar nasihat, kalau ingin produk laku di pasar. Buatlah produk yang unik dan berbeda dengan yang telah ada. Nasihat tersebut jangan ditelan mentah-mentah. Unik dan berbeda memang suatu keharusan. Namun jangan asal nyleneh dan berbeda dengan yang lain. Kalau hanya sekedar berbeda, tetapi produk tidak disiapkan matang dan belum teruji, pasti akan kandas, nasibnya tidak jauh beda dengan terasi sabu.
Himah yang lain dari kasus ini membuat saya semakin yakin. Persoalan wirausaha bukan masalah modal uang. Sekali lagi bukan masalah uang. Namun lebih pada masalah mentalitas. Anda uang di tangan, namun karena tidak punya keahlian, maka uang pun melayang. Bukankah demikian ?
Kenapa? Apakah ditangkap pak polisi ? Tidak. Bisnis terasi sabu ini sengaja tidak dilanjutkan, karena tidak laku.
Kisah ini saya ceritakan saat mengawali pelatihan PEMASARAN KREATIF UNTUK UKM. Belum sempat saya lanjutkan peserta sudah tidak sabaran, " Pak, apa itu terasi sabu ? Apa sejenis sabu-sabu. Kok, saya baru dengar sekarang "
Lumrah bila peserta pelatihan banyak penasaran. Bukankah anda juga demikian ? Wirausahawan yang budiman. Terasi sabu itu, bukan sejenis narkoba. Tapi singkatan dari " telur asin rasa buah ". Idenya hebat bukan ? Namun produk itu gagal di pasar. Kenapa ? Gara-gara terlalu bersemangat melempar ke pasar. Akhirnya lahir prematuer.
Saat konsultasi pembuatan proposal, saya tanya, kenapa membuat terasi sabu ? Dia menjelaskan, anak kecil dilingkungannya banyak yang tidak suka makan telur. Kenapa ? Karena bau amis. Padahal telur sangat bagus untuk meningkatkan kecerdasan anak. Agar anak-anak suka dengan telur, maka telur harus dibuat menarik. Dibuat warna-warni seperti warna buah, misalnya strowbery, jeruk, apel dan seterusnya.
Ide yang sangat brilian. Tidak mengherankan bila proposal ini lolos seleksi di DIKTI dan mendapat dana sekitar enam juta rupiah. Namun usaha ini kandas di tengah jalan, karena belum bisa menemukan formula yang tepat, untuk membuat telur asin rasa buah yang betul-betul menyatu dan tahan lama. Trus, ambil jalan pintas, telur asin disuntik dengan cairan yang beraroma rasa buah.
Sering kita dengar nasihat, kalau ingin produk laku di pasar. Buatlah produk yang unik dan berbeda dengan yang telah ada. Nasihat tersebut jangan ditelan mentah-mentah. Unik dan berbeda memang suatu keharusan. Namun jangan asal nyleneh dan berbeda dengan yang lain. Kalau hanya sekedar berbeda, tetapi produk tidak disiapkan matang dan belum teruji, pasti akan kandas, nasibnya tidak jauh beda dengan terasi sabu.
Himah yang lain dari kasus ini membuat saya semakin yakin. Persoalan wirausaha bukan masalah modal uang. Sekali lagi bukan masalah uang. Namun lebih pada masalah mentalitas. Anda uang di tangan, namun karena tidak punya keahlian, maka uang pun melayang. Bukankah demikian ?
0 komentar:
Posting Komentar