Mimpi tidak bayar. Anehnya tidak semua orang berani bermimpi. Ini fakta. Dalam sebuah pelatihan PERSONAL BRANDING, saya minta peserta mengambil secarik kertas. Saya minta mereka menuliskan tiga urutan impian. Mencakup,
jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang. Hampir semua peserta, tidak ada yang menggerakan alat tulisnya. Selembar kertas dihadapannya, hanya dipandangi saja. Tidak seorang pun yang segera menulisnya.
Nampak jelas. Mereka bingung. Tidak tahu apa yang harus dituliskan. Saya tidak tahan melihat situasi seperti itu. Strategi saya rubah, “ Silahkan Anda tulis apa yang anda inginkan. Apa yang anda impiankan dalam hidup ini ” Barulah mereka bisa mulai menulis dengan lancar dan antusias.
Nampak jelas. Mereka bingung. Tidak tahu apa yang harus dituliskan. Saya tidak tahan melihat situasi seperti itu. Strategi saya rubah, “ Silahkan Anda tulis apa yang anda inginkan. Apa yang anda impiankan dalam hidup ini ” Barulah mereka bisa mulai menulis dengan lancar dan antusias.
Wirausahawan budiman. Ini cerminan, bahwa sebagian orang tidak pernah merencanakan dan tidak tahu apa yang harus dikerjakan. Tidak terkecuali, dalam menjalankan usaha. Tidak sedikit mereka yang sudah menjalankan usaha puluhan tahun. Pola menjalankan usahanya sama saja. Seolah-olah menjalankan usaha, sekedar menggugurkan kewajiban.
Tidak pernah terbersit dibenaknya. Apa yang harus saya lakukan agar usaha saya makin berkembang. Kalau ditanya apakah mereka ingin sukses. Pasti dengan serempak menjawab, ingin sukses. Ketika ditanya bagaimana cara mewujudkannya. Tak satu pun yang menjawab. Pokoknya sukses dunia akherat.
Henry David Thoreau pernah bertanya “ Sudahkah anda membangun istana di awang-awang ? Kalau sudah bagus. Karena disanalah seharusnya istana itu anda bangun. Nah, sekarang, mari kita mulai bekerja membangun fondasi di bawahnya ”. Anda tahu bukan maksudnya. Ya, setinggi apapun impian anda, harus selalu disertai dengan tindakan.
Impian jangan hanya di benak dan menjadi angan-angan. Impian harus di visualisasikan. Minimal tuliskan dan gambarkan impian anda dalam buku harian. Mengapa harus ditulis ? Menuliskan impian secara formal, akan membantu otak bawah sadar untuk mewujudkan keinginan tersebut.
Mari kita mulai. Tentukan dengan pasti. Apa yang Anda inginkan. Jadikan impian menjadi sasaran yang nyata, jelas, spesifik dan dapat diukur dan berbatas waktu. Bagaimana ? Setuju !
Mari bermimpi, namun jangan lupa untuk bangun kembali.
tepat sekali ungkapannya pak.......
BalasHapus