Koperasi sering disebut soko guru perekonomian nasional.
Demikian amanat UUD 1945 pasal 33. Pertanyaannya adalah benarkah itu ? Dalam
kenyataan banyak koperasi yang sekedar papan nama. Kalau pun ada usahanya tidak
berkembang pesat. Condong stagnan. Bila
berkembang pesat dengan asset besar, biasanya bukan koperasi sejati. Namun
koperasi siluman. Lho kok bisa ? Lihat
saja dibelakang biasanya kaum kapitalis, yang berbaju koperasi. Dikuasai
segelintir orang yang masih ada kaitan kerabat. Bukan dari anggota untuk
anggota. Sehingga Sisa Hasil Usaha (SHU) mengalir ke kantong pemodal. Anggota
koperasi sekedar sebagai pelengkap penderita.
Mengapa bisa terjadi ?
Salah satu faktor penyebab adalah karena kurang sadarnya masyarakat
berkoperasi. Serta pengelola koperasi yang tidak memiliki kompetensi dan
kreatifitas dalam mengembangkan usaha. Lihat saja koperasi di perkantoran atau
instansi pada umumnya hanya sebatas simpan pinjam dari anggota untuk anggota.
Tidak aneh bila usaha semacam ini mengalami titik jenuh, bila semua anggota
telah memanfaatkan. Aset dan SHU mentok.
Bila koperasi ingin tetap maju dan berkembang, serta benar-benar
mensejahterakan anggota. Pengelolaan harus professional. Pengurusnya dituntut
kreatif dan inovatif, mampu membuat
terobosan-terobosan dibidang pengembangan usaha. Di bawah contoh dari koperasi Universitas Slamet Riyadi (Unisri)
yang mampu berkembang dengan baik. Salah satu indikator keberhasilan pada tahun
2012 ditetapkan Dinas Koperasi dan UMKM kota Solo sebagai Koperasi Terbaik.
Silahkan menyimak. Semoga membawa manfaat.
Koperasi Unisri beranggotakan dosen dan karyawan, semula bergerak
pada bidang usaha simpan pinjam. Kemudian mulai mencoba usaha toko yang menjual
sembako dan melayani fotocopy. Lalu berkembang merambah pada usaha penjualan
tanah kapling, ticketing pesawat, jasa pembayaran rekening listrik dan telpon.
Tidak hanya berhenti di situ tahun 2013
mulai mengembangkan sayap usaha pada
bidang kos-kosan dengan membangun WISMA KOPERASI UNISRI. Pembangunan
dimulai sejak pertengahan tahun 2012 dan selesai pada awal tahun 2013.
Wisma Koperasi Unisri, terletak di belakang kampus Unisri,
berdiri di atas tanah seluas 330 m2, bentuk bangunan minimalis, terdiri dua
lantai dengan 30 kamar yang representative. Fasilitas lengkap, tempat tidur, almari,
kamar mandi dalam, tempat parkir luas, lingkungan aman, nyaman dan tenang
Menurut Ketua Koperasi Unisri, Bambang Widarno, SE, MM,
total biaya pembelian tanah dan pembangunan
gedung mencapai Rp 1,1 milyar. Bambang optimis modal akan kembali dalam
waktu 8 tahun. Keyakinan ini
muncul, seiring meningkatnya jumlah mahasiswa baru Unisri yang berasal dari luar kota serta
perkembangan bisnis di Solo Utara yang sangat pesat. Di mana sebagian besar
karyawannya berasal dari luar kota,
kesemuanya membutuhkan kos-kosan.
Terbukti sebelum peresmian, mulai banyak
yang inden menempati. Biaya sewa per bulan sangat murah, untuk kos-kosan
sekelas itu, berkisar Rp 300 ribu sd Rp
400 ribu per bulan. Informasi selengkapnya silahkan kontak ke via telpon (0271)
851987
Peresmian Wisma Koperasi Unisri dilakukan secara simbolis
berupa pengguntingan pita oleh Rektor
Unisri, Prof. Dr. Ir. Kapti Rahayu Kuswanto, Senin, 21 Januari 2013. Nampak
hadir dalam peresmian, Ketua KPRI Surakarta, Sakdani Darmo Pamujo, Pengawas
Yayasan Perguruan Tinggi Slamet Riyadi, Drs. Sutantyo, MM, para pejabat dan mahasiswa dilingkungan Unisri, serta para tokoh masyarakat Kadipiro. Dalam kata
sambutan Rektor, menyambut gembira terobosan
yang dilakukan pengurus koperasi Unisri. “ Langkah ini sangat positif, merupakan peristiwa bersejarah, barangkali ini
yang pertama di Solo, koperasi mampu membangun asrama
seperti ini, sehingga peran serta
koperasi Unisri dalam meningkatkan kesejahteraan anggota betul-betul dapat dirasakan tidak sekedar
wacana dan retorika “ ungkapnya.