Dalam pandangan saya tokoh yang satu ini luar biasa. Betapa tidak ! Pendidikan hanya sampai SD. Mengawali usaha bermodalkan sepeda mini buntut dan selembar tikar. Setiap pagi tokoh yang satu ini menggelar tikar di stadion Manahan Solo. Mulailah dia membuka usaha pijat refleksi. Usahanya pun berkembang dengan pesat. Pelanggan mulai berdatangan. Apa rahasianya ? Ini dia resepnya. Selain kerja keras, keuletan dan prima dalam pelayanan, dia menamakan usahanya dengan nama yang unik dan terdengar menggelitik " BENGKEL MANUSIA ".
Saat saya tanya, mengapa Bengkel Manusia ? Jawabnya sangat simpel, kalau mobil saja perlu diservis dan turun mesin, tubuh kita pun sama, pak. Benar juga, pikir saya. Menurut saya pemilihan nama tersebut sangat jenius. Coba bayangkan kalau dia latah menggunakan nama PANTI PIJAT, sebagaimana yang saat ini menjamur di kota Solo, pasti tidak laku. Lho kok bisa ? Bisa saja. Bukan rahasia lagi nama panti pijat, saat ini memiliki stigma negatif di tengah masyarakat.Dengan embel-embel panti pijat plus.
Namun dengan menggunakan lebel Bengkel Manusia dampaknya dahsyat. Lihat saja yang datang pijat, tidak hanya bapaknya, namun juga mengajak istri dan anak-anaknya. Kalau namanya panti pijat, kira-kira bapaknya mau ndak ya ngajak istri dan anak-anaknya.
Maka kita jangan meremehkan nama usaha yang kita geluti. Nama Bengkel Manusia benar-benar membawa berkah. Akhirnya muncul banyak pengekor dengan nama Montir Manusia, Kenteng Manusia dan sejenisnya. Di masa puncak kejayaannya Bengkel manusia sempat membuka cabang di 13 tempat. Baik di Solo Raya sampai kota Semarang, serta memiliki 60 an karyawan.
Nama BENGKEL MANUSIA sangat monumental. Sayang pemiliknya sudah menghadap Sang Pencipta. Beliau adalah pak Sugi Mustofa, secara pribadi saya sangat kenal dengan beliau. Ramah, supel dan humoris dan tekun menjalankan ibadah. Mudah-mudahan amal kebijakannya diterima disisiNya. Semoga usahanya dapat dilanjutkan oleh putra-putrinya. Amien.
0 komentar:
Posting Komentar